Friday, June 27, 2014

Setyaki - Solo RADEN SETYAKI Raden Setyaki adalah putra Prabu Setyajid dari negara Lesanpura. Ia bernama juga Wresniwira, oleh karena ia adalah putra Dewi Wreni dan disebut juga Ksatria dari Lesanpura. Walaupun Setyaki putra raja yang akan menggantikan ayahandanya memerintah di Lesanpura, ia meninggalkan negarannya dan ikut dengan iparnya, Prabu Kresria dari negara Dwarawati, oleh karena Kresna adalah seorang titisan Betara Wisnu. Setyaki adalah pahlawan Dwarawati. Karena kesaktiannya ia dinamakan juga Bimakunting, artinya Bima (Bratasena) yang kerdil. Dalam perang Baratayuda Setyaki membinasakan sejumlah banyak musuh dengan senjata gadanya. Setyaki lanjut usianya hingga mengalami sehari perang Baratayuda. Raden Setyaki bermata kedondongan, berhidung dan bermulut sembada. Berkumis dan bergelung kadal menek, berjamang dengan garuda membelakang. Bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkalung bulan sabit. Berkain kerajaan lengkap. Setyaki berwanda: 1. Mimis, 2. Wisnu dan 3. Kakek. Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982 Menurut versi pedalangan Surakarta, Raden Setyaki adalah anak dari Prabu Setyajid, raja Lesanapura dan Dewi Wresini (atau kadang dikenal sebagai Dewi Sini), dan ia memiliki seorang kakak perempuan bernama Dewi Setyaboma. Dewi Setyaboma adalah salah satu dari empat istri dari Prabu Kresna. Walaupun ia adalah seorang Putra Mahkota kerajaan Lesanapura, Raden Setyaki lebih memilih untuk mengembara bersama iparnya, Prabu Kresna, dan menjaga keponakannya yang tidak terlalu sakti, yaitu Raden Samba. Raden Setyaki juga menjadi kusir kereta kudanya Prabu Kresna, yang bisa kita saksikan di lakon‘KresnaDuta’. VERSI,YOGYAKARTA Dalam pedalangan Yogyakarta, Raden Setyaki adalah putra dari Prabu Basudewa. Diceritakan pada lakon ‘Basudewa Grogol’ bahwa Setyaki terlahir dari Dewi Badraini, dan ia adalah kembaran dari ari-arinya Dewi Sumbadra. Namun ari-ari itu dibuang ke hutan, dan ari-ari itu berubah menjadi seorang bayi, dan sewaktu bayi itu sudah dewasa, ia mencari bapaknya pada lakon ‘Setyaki Takon Bapa’. JULUKAN Setyaki memiliki beberapa julukan, yaitu Sencaki, Secaki, Yudhayana, dan Singamulangjaya. Nama Singamulangjaya dia peroleh sejak ia lahir. Diceritakan bahwa sewaktu Dewi Wresini mengandung Setyaki, ia mengidam menaiki harimau putih. Keinginan itu dapat dikabulkan sewaktu bertemu dengan seekor singa putih bernama Singamulangjaya, dan singa itupun bersedia ditunggangi sang Dewi. Namun, sewaktu ditunggangi, singa putih itu malah berlari dan kandungan Dewi Wresini terlahir di punggung harimau. Singamulangjaya hendak menerkam bayi Setyaki, namun si bayi kecil malah melawan sang harimau putih sampai harimau itu tewas. Sejak itulah Setyaki diberi julukan Singamulangjaya. KELUARGA Raden Setyaki diceritakan oleh Batara Narada bahwa jodohnya berada di Pertapaan Candiatar. Jodoh yang Batara Narada maksud adalah Dewi Trirasa, putri dari Begawan Bratadarsana. Perkawinannya dengan Dewi Trirasa melahirkan seorang anak laki-laki bernama Arya Sanga-Sanga yang pada masa dewasanya menjadi patih di Astina sewaktu Prabu Parikesit sudah menjadi Raja. MUSUH BESAR Burisrawa adalah orang yang paling dibenci oleh Raden Setyaki. Diceritakan di Kitab Mahabharata, sewaktu perang Bharatayudha, ada sepuluh anak Setyaki yang dibunuh oleh Burisrawa, maka Setyaki selalu berusaha untuk berhadapan olehnya di medan perang, tetapi mereka tidak bertemu sampai hari ke-14. Burisrawa berhasil dikalahkan dengan bantuan Prabu Kresna dan Raden Arjuna.

Setyaki - Solo


RADEN SETYAKI
Raden Setyaki adalah putra Prabu Setyajid dari negara Lesanpura. Ia bernama juga Wresniwira, oleh karena ia adalah putra Dewi Wreni dan disebut juga Ksatria dari Lesanpura. Walaupun Setyaki putra raja yang akan menggantikan ayahandanya memerintah di Lesanpura, ia meninggalkan negarannya dan ikut dengan iparnya, Prabu Kresria dari negara Dwarawati, oleh karena Kresna adalah seorang titisan Betara Wisnu.
Setyaki adalah pahlawan Dwarawati. Karena kesaktiannya ia dinamakan juga Bimakunting, artinya Bima (Bratasena) yang kerdil. Dalam perang Baratayuda Setyaki membinasakan sejumlah banyak musuh dengan senjata gadanya. Setyaki lanjut usianya hingga mengalami sehari perang Baratayuda. Raden Setyaki bermata kedondongan, berhidung dan bermulut sembada. Berkumis dan bergelung kadal menek, berjamang dengan garuda membelakang. Bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkalung bulan sabit. Berkain kerajaan lengkap.
Setyaki berwanda: 1. Mimis, 2. Wisnu dan 3. Kakek.
Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982

   Menurut versi pedalangan Surakarta, Raden Setyaki adalah anak dari Prabu Setyajid, raja Lesanapura dan Dewi Wresini (atau kadang dikenal sebagai Dewi Sini), dan ia memiliki seorang kakak perempuan bernama Dewi Setyaboma. Dewi Setyaboma adalah salah satu dari empat istri dari Prabu Kresna. Walaupun ia adalah seorang Putra Mahkota kerajaan Lesanapura, Raden Setyaki lebih memilih untuk mengembara bersama iparnya, Prabu Kresna, dan menjaga keponakannya yang tidak terlalu sakti, yaitu Raden Samba. Raden Setyaki juga menjadi kusir kereta kudanya Prabu Kresna, yang bisa kita saksikan di lakon‘KresnaDuta’.


VERSI,YOGYAKARTA
Dalam pedalangan Yogyakarta, Raden Setyaki adalah putra dari Prabu Basudewa. Diceritakan pada lakon ‘Basudewa Grogol’ bahwa Setyaki terlahir dari Dewi Badraini, dan ia adalah kembaran dari ari-arinya Dewi Sumbadra. Namun ari-ari itu dibuang ke hutan, dan ari-ari itu berubah menjadi seorang bayi, dan sewaktu bayi itu sudah dewasa, ia mencari bapaknya pada lakon ‘Setyaki Takon Bapa’.



JULUKAN
Setyaki memiliki beberapa julukan, yaitu Sencaki, Secaki, Yudhayana, dan Singamulangjaya. Nama Singamulangjaya dia peroleh sejak ia lahir. Diceritakan bahwa sewaktu Dewi Wresini mengandung Setyaki, ia mengidam menaiki harimau putih. Keinginan itu dapat dikabulkan sewaktu bertemu dengan seekor singa putih bernama Singamulangjaya, dan singa itupun bersedia ditunggangi sang Dewi. Namun, sewaktu ditunggangi, singa putih itu malah berlari dan kandungan Dewi Wresini terlahir di punggung harimau. Singamulangjaya hendak menerkam bayi Setyaki, namun si bayi kecil malah melawan sang harimau putih sampai harimau itu tewas. Sejak itulah Setyaki diberi julukan Singamulangjaya.

KELUARGA
Raden Setyaki diceritakan oleh Batara Narada bahwa jodohnya berada di Pertapaan Candiatar. Jodoh yang Batara Narada maksud adalah Dewi Trirasa, putri dari Begawan Bratadarsana. Perkawinannya dengan Dewi Trirasa melahirkan seorang anak laki-laki bernama Arya Sanga-Sanga yang pada masa dewasanya menjadi patih di Astina sewaktu Prabu Parikesit sudah menjadi Raja.


MUSUH BESAR

Burisrawa adalah orang yang paling dibenci oleh Raden Setyaki. Diceritakan di Kitab Mahabharata, sewaktu perang Bharatayudha, ada sepuluh anak Setyaki yang dibunuh oleh Burisrawa, maka Setyaki selalu berusaha untuk berhadapan olehnya di medan perang, tetapi mereka tidak bertemu sampai hari ke-14. Burisrawa berhasil dikalahkan dengan bantuan Prabu Kresna dan Raden Arjuna.


No comments:

Post a Comment