Setyaki
- Solo
|
RADEN
SETYAKI
Raden Setyaki adalah putra Prabu
Setyajid dari negara Lesanpura. Ia bernama juga Wresniwira, oleh karena ia
adalah putra Dewi Wreni dan disebut juga Ksatria dari Lesanpura. Walaupun
Setyaki putra raja yang akan menggantikan ayahandanya memerintah di Lesanpura,
ia meninggalkan negarannya dan ikut dengan iparnya, Prabu Kresria dari negara
Dwarawati, oleh karena Kresna adalah seorang titisan Betara Wisnu.
Setyaki adalah pahlawan Dwarawati.
Karena kesaktiannya ia dinamakan juga Bimakunting, artinya Bima (Bratasena)
yang kerdil. Dalam perang Baratayuda Setyaki membinasakan sejumlah banyak
musuh dengan senjata gadanya. Setyaki lanjut usianya hingga mengalami sehari
perang Baratayuda. Raden Setyaki bermata kedondongan, berhidung dan bermulut
sembada. Berkumis dan bergelung kadal menek, berjamang dengan garuda
membelakang. Bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkalung bulan sabit.
Berkain kerajaan lengkap.
Setyaki
berwanda: 1. Mimis, 2. Wisnu dan 3. Kakek.
Sumber : Sejarah
Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982
|
Menurut
versi pedalangan Surakarta, Raden Setyaki adalah anak dari Prabu Setyajid, raja Lesanapura dan Dewi Wresini (atau kadang dikenal
sebagai Dewi Sini), dan ia memiliki seorang kakak perempuan bernama Dewi Setyaboma. Dewi Setyaboma adalah salah
satu dari empat istri dari Prabu Kresna. Walaupun ia adalah seorang Putra
Mahkota kerajaan Lesanapura, Raden Setyaki lebih memilih untuk mengembara
bersama iparnya, Prabu Kresna, dan menjaga keponakannya yang tidak terlalu
sakti, yaitu Raden Samba. Raden Setyaki juga menjadi kusir kereta kudanya Prabu
Kresna, yang bisa kita saksikan di lakon‘KresnaDuta’.
VERSI,YOGYAKARTA
VERSI,YOGYAKARTA
Dalam pedalangan Yogyakarta, Raden Setyaki adalah putra dari Prabu Basudewa. Diceritakan pada lakon ‘Basudewa Grogol’ bahwa
Setyaki terlahir dari Dewi Badraini,
dan ia adalah kembaran dari ari-arinya Dewi Sumbadra. Namun ari-ari itu dibuang
ke hutan, dan ari-ari itu berubah menjadi seorang bayi, dan sewaktu bayi itu
sudah dewasa, ia mencari bapaknya pada lakon ‘Setyaki Takon Bapa’.
JULUKAN
Setyaki memiliki beberapa julukan, yaitu Sencaki, Secaki, Yudhayana, dan Singamulangjaya. Nama Singamulangjaya dia peroleh sejak ia
lahir. Diceritakan bahwa sewaktu Dewi Wresini mengandung Setyaki, ia mengidam
menaiki harimau putih. Keinginan itu dapat dikabulkan sewaktu bertemu
dengan seekor singa putih bernama Singamulangjaya, dan singa itupun bersedia
ditunggangi sang Dewi. Namun, sewaktu ditunggangi, singa putih itu malah
berlari dan kandungan Dewi Wresini terlahir di punggung harimau.
Singamulangjaya hendak menerkam bayi Setyaki, namun si bayi kecil malah melawan
sang harimau putih sampai harimau itu tewas. Sejak itulah Setyaki diberi
julukan Singamulangjaya.
KELUARGA
Raden Setyaki
diceritakan oleh Batara Narada bahwa jodohnya berada di Pertapaan Candiatar. Jodoh yang Batara Narada maksud adalah Dewi Trirasa, putri dari Begawan
Bratadarsana. Perkawinannya dengan Dewi Trirasa melahirkan seorang anak
laki-laki bernama Arya Sanga-Sanga
yang pada masa dewasanya menjadi patih di Astina sewaktu Prabu Parikesit sudah
menjadi Raja.
MUSUH BESAR
MUSUH BESAR
Burisrawa adalah orang yang paling dibenci oleh
Raden Setyaki. Diceritakan di Kitab Mahabharata, sewaktu perang Bharatayudha,
ada sepuluh anak Setyaki yang dibunuh oleh Burisrawa, maka Setyaki selalu
berusaha untuk berhadapan olehnya di medan perang, tetapi mereka tidak bertemu
sampai hari ke-14. Burisrawa berhasil dikalahkan dengan bantuan Prabu Kresna
dan Raden Arjuna.
No comments:
Post a Comment