Sunday, June 22, 2014

Gatotkaca Tokoh Muda Idaman

Gatotkaca Tokoh Muda Idaman


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPdaobyZ5abmIZzKXnzRabqTEkPh53H_1qMGiK4eeFo6EevybJF9rHnWxjdKnv01Y-wD34-iMDL-XADyUhJFsu_EQMJvql-zgnoyYY6WPy_wmmUm0zLP8L-FScnEFa1o-9MTMdeay9AA/s320/P1020487.JPG
Gatotkaca Tokoh Muda Idaman siapa tak kenal tokoh Gatotkaca berikut artikel tentang Gatotkaca,sebagai Tokoh Muda Idaman. 
Gatotkaca adalah tokoh muda idaman dalam cerita wayang yang bersumberkan pada Mahabharata. Orang Jawa, Sunda dan Bali umumnya menginditifikasikan Gatotkaca dengan pemuda di lingkungannya . Gatotkaca memang tokoh muda yang sakti, dikenal dengan sebutan otot kawat balung wesi, berurat kawat bertulang besi. Sudah barang tentu kebal terhadap aneka senjata. Mengikuti cerita jalan hidup Gatotkaca  bagaikan tokoh bionic dalam film-film Holywood.
Ketika Gatotkaca lahir, Kahyangan Jonggringsalaka tempat bersemayamnya para dewa, menghadapi musuh dari raja raksasa Kala Kasipu. Dewa tentu berbeda dengan manusia biasa. Patihnya para dewa bernama Hyang Narada, turun ke dunia manusia, menuju ke keluarga Pandawa. Keluarga ksatria protagonis dalam cerita Mahabharata. Narada meminjam bayi Gatotkaca anak Bima untuk mengalahkan Kala Kasipu. Aneh? Dewa saja kalah kok bayi akan diadu dengan raksasa. Tapi Narada bisa meyakinkan keluarga Pandawa  bahwa yang bisa mengalahkan Kala Kasipu hanya Gatotkaca. Tentu saja dengan rekayasa terlebih dahulu.
Bayi Gatotkaca dilempar ke kawah Candradimuka, kemudian para dewa melemparkan aneka senjata ampuh ke kawah itu juga. Senjata ampuh lebur menyatu dengan tubuh Gatotkaca yang  membuat tubuhnya berlapis logam. Bayi diambil, lalu diadu dengan Kala Kasipu. Semula Kala Kasipu meremehkan tetapi kemudian menjadi waspada. Sebab setiap bayi itu digigit, dipukul atau dibanting tubuhnya justru semakin besar kemudian tumbuh menjadi remaja. Akhirnya Kala Kasipu kalah mati terbunuh. Bayi menjadi remaja secara instan, lalu bagaimana perkembangan jiwanya? Lupakan pertanyaan itu, apa saja bisa terjadi kalau yang punya mau para dewa.
Banyak kisah heroik tentang Gatotkaca setelah dewasa. Dia menjadi raja muda di negeri Pringgadani mewarisi negeri leluhur ibunya etnik raksasa. Kalau Mahabharata versi India, Gatotkaca raksasa. Versi wayang di Indonesia, ujud Gatotkaca seperti ksatria Pandawa lainnya hanya dia mempunyai taring karena keturunan raksasa. Ibu Gatotkaca namanya Dewi Arimbi raksasa yang disulap menjadi  cantik oleh Begawan Abiyasa kakek Bima, agar Bima mau menikahinya. Sebuah strategi politik sebetulnya, agar Pandawa menjadi kuat untuk menghadapi keluarga Kurawa sepupunya sendiri.   Kurawa adalah keluarga ksatria antagonis yang merebut kekuasaan Pandawa atas negeri Astina Pura.
Gatotkaca dikenal gagah berani bertempur pantang mundur. Jujur bertanggungjawab, setiap tugas dia laksanakan dengan baik. Dia bisa terbang, kalau membunuh musuhnya dengan cara memutar leher musuh sampai putus. Karena tubuhnya berlapis logam maka dia tidak mempan senjata. Tetapi kemudian dalam perang besar namanya Bharatayudha, Gatotkaca gugur . Pusarnya terkena panah Kuntawijayadanu senjata Narpati Basukarna atau Adipati Karna yang menjadi panglima perang Kurawa. Lho kok mempan? Kalau ingin tahu apa sebabnya mempan pada episode yang lain. Sementara untuk sekedar mengenal  Gatotkaca tokoh muda idaman  yang gagah berani sampai di sini dulu. Mudah-mudahan episode berikutnya bisa segera tayang di Nusajawa. Foto tokoh Gatotkaca hasil Nusajawa memotret dari buku berjudul  Petruk djadi Radja merupakan cerita sandiwara tulisan S Hardjosoemarto terbitan PN Balai Pustaka tahun 1963.


No comments:

Post a Comment