Definisi
:
Sekar Jagad dalam arti bahasa adalah
sekar yang berarti Bunga, sedangkan jagad adalah bumi/dunia. Jadi, sekar jagad
dapat diartikan sebagai bunga dunia. Berbagai bunga dan tanaman tumbuh dimuka
bumi ini namun hanya beberapa bunga yang disatukan dan dirangkai untuk menjadi
sebuah sesaji sekar jagad. Sedangkan sesaji sendiri adalah sebuah bentuk
persembahan kepada leluhur, alam semesta karena hajat yang berkaitan dengan
problem dum-duman “pembagian” terhadap kenikmatan dan juga keslamatan.
Jadi sesaji sekar jagad dapat
diartikan sebagai sebuah rangkaian persembahan yang telah dirangkai untuk
dipersembahkan kepada alam semesta dengan meminta berkah akan keselamatan agar
dapat memahami kehidupannya dengan baik sesuai adat istiadat dan warisan budaya
dari nenek moyang dan para leluhur.
Latar belakang.
Upacara
tradisional khususnya orang jawa tak lepas dari sebuah sesaji. Semua jenis
sesaji yang dihaturkan atau dipersembahkan mempunyai arti tersendiri. Begitupula
dengan sesaji sekar jagad yang pastinya juga mempunyai bentuk dan makna
tersendiri dalam penyajianya. Sesaji sekar jagad pertama kali ditemukan oleh
seorang spiritual dari pamenang Kediri salah satu juru kunci dari makam raja Sri
Aji Jayabaya yang bernama Ki Bambang Jolodoro. Beliau, menjalani laku spiritual
telah bertahun-tahun lamanya dari tempat satu ke tempat yang lain. Atas
tuntunan dari leluhur dan alam semesta, pada saat Ki Bambang Jolodoro melakukan
laku spiritual di Gunung Lawu beliau di tuntun untuk merangakai sebuah sesaji
sekar jagad. Banyak hal-hal ganjil yang dinilai manusia tidak masuk akal pada
saat kejadian laku tersebut. Atas berkat Tuhan Yang Maha Esa sesaji sekar jagad
sekar sudah merambah keseluruh penjuru Nusantara dengan maksud dan tujuan
tertentu.
Fungsi :
Berkembangnya
pola hidup modernisasi di Indonesia menjadikan bentuk tradisi daerah dan laku
spiritual semakin ditinggalkan. Bahkan yang parahnya lagi banyak orang yang tak
memperdulikan ataupun menganggap remeh peninggalan-peninggalan para leluhur
dalam bentuk karya ataupun sebuah tempat yang diangap kramat semisal candi,
sendang, punden dll. Energy-energi alam semakin tertutup dengan tumbuhnya
modernisasi yang mengakibatkan ketidak seimbangnya antara manusia dan alam. Untuk
itu sesaji sekar jagad disajikan salah satu fugsi yang utama adalah untuk
membuka kembali aura-aura atau energy positif yang terkandung dalam alam
nusantara ini.
Bentuk-bentuk
ritual yang dewasa ini telah menggunakan sesaji sekar jagad antara lain sesaji
alam, sesaji leleuhur, jamasan pusaka, ruwatan, acara-acara tradisi (wayangan,
tari, kethoprak, klenengan, dll) dan juga acara pribadi seorang (kelahiran,
pernikahan, mitoni, dll). Sesaji sekar jagad diyakini dapat membuka aura
positif dalam diri manusia maupun alam sekitar kita sehingga manusia bisa hidup
harmonis dengan alam dan lingkungan sekitar.
Keyakinan
akan perluanya sebuah bentuk sesaji / persembahan kepada alam, masyarakat Jawa
muncul secara cultural sebagai akal budi kesadaran jiwa. Betapa pentinya hidup
bersih dan mulia secara luas. Selalu mawas diri, menilai dan mengkoreksi
perbuatan sehari-hari yang disengaja maupun tidak, atau pengaruh karena
lingkungan. Dengan melakukan intropeksi diri terus-menerus sehingga tercapainya
kwalitas diri yang diharapkan mencapai keharmonisan damai sejahtera dan indah
sebagai insan hamba Allah. Masyarakat Jawa percaya bukan hanya badan yang
dibersihkan tetapi jiwa, akhlak, dan mental perlu disucikan supaya tidak mudah
dihancurkan oleh sang waktu, sang kala (bethara
kala). Begitu juga sebenarnya badan kita perlu semua dibersihkan dan
diperbaharui untuk dapat bertahan menghadapi sang waktu, sang kala (bethara kala). Itulah yang disebut
bersih diri meruwat sekaligus buka aura, sinar dari badan memancar.
Rincian dan makna sesaji sekar
jagad:
Dalam
rangkaian sesaji sekar
1.
Tali panguripan
Adalah beberapa simbol atau lambing yang dirangkai
menggunakan janur dan tidak dapat digantikan dengan yang lain. Karena janur
mempunyai makna “Nur” yang dalam arti adalah cahaya. Jadi dari tali panguripan
akan menjadikan sebuah cahaya kehidupan atau jalan cahaya kehidupan dalam
setiap diri insani. Janur juga digunakan sebagai takir / wadah dalam seluruh
sesaji sekar jagad diharapkan seluruh sesaji dapat memancarkan cahaya atau nur.
Dalam penyajian tali Panguripan selalu disandingkan dengan bunga sedap malam,
yang bagaimana bunga sedap malam selalu memancarkan aroma harum. Dapat
diartikan bahwa jalan hidup manusia dalam tali panguripan akan selalu
memberikan keharuman dalam tingkah laku yang dilakukan setiap insane baik jiwa,
raga, lahir batin kepada sesamaning agesang. Adapun beberapa tali panguripan
yang mendasar dari terdiri dari : tali pancer, tali wangke, tali wangsul, rasa
tali dan tali rasa.
Tali pancer yang menjalar keatas melambangkan kita
untuk saelalu ingat bahwa hidup manusia jiwa, raga, dan sukma untuk selalu
menyatu dan menyembah kepada Tuhan YME. Tali Wangsul : yang melambangkan bahwa
manusia akan “wangsul” / pulang kembali kepada sang pencipta untuk itu agar
selalu intropeksi dan mawas diri. Tali wangke : makna dari symbol ini adalah
bahwa siapapun manusia adalah hidup menetepi kodrat dari sang ilahi. Tali Rasa
: makna dari symbol ini adalah manuggalnya rasa antara jiwa, raga dan sukma
untuk tetap golong-giling dalam menjalani kehidupan dengan memahayu hayuning
diri. Sedangkan Rasa Tali adalah adalah melambangkan sikap untuk hidup dalam
kebersamaan antara manusia, hewan dan tumbuhan, dan juga dunia goib/ dunia
kasatmata untuk selalu memayu hayuning Bawana.
Foto 1 ; sesaji Tali Panguripan
beserta sedap malam.
2.
Gusti
Rincian
dalam penyajian sesaji Gusti antara lain : kenanga 9, kantil putih 11, kantil
kuning 11, mawar merah 9, sedap malam 9, melati secukupnya.
Sesaji
Gusti adalah sesaji yang pertama kali disajikan yaitu untuk symbol kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Pertama kali untuk merangkai sesaji Gusti adalah dengan kantil
putih dan kuning yang menjuru ke delapan arah mata angin. Dengan makna bahwa sembah kepada Tuhan akan
penguasa dan terciptanya jagad wetan, jagad kulon, jagad, kidul, jagad lor
disetiap penjuru dunia. Sembilan sekar kenanga melambangkan bagaimana adek-adek
dalam diri manusia. Sembilan mawar merah melambangkan akan kehidupan yang
jumlah maksimal angka dasar, dari sembilan elemen dalam kehidupan dalam diri
manusia. Sembilan petik Sedap malam menjalur keatas dengan tujuan setiap elemen
kehidupan selalu memberikan sifat harum. Tiga kantil kuning dan putih menjalur
keatas untuk menyatukan jiwa, raga dan sukma.
Dalam ajaran agama angka tiga adalah angka sepesial, dalam ajaran islam
angka tiga merupakan sunnah rosulullah, sedangkan dalam ajaran nasrani yaitu
dikenalnya Yesus, Bunda Maria dan Allah. Sedangkan mereka yang memeluk Budhis
dan Hindu dikenalnya Tri Tunggal maupun Tri Darma. Yang semua itu mempunyai
makna dan tujuan yang sama. Jumlah kanthil putih dan kuning seluhrunya adalah
sebelas sebagaimana mempunyai arti meminta kawelasan dari Tuhan sang pencipta. Melati
dalam sesaji adalah sebagai keseimbangan, begitu pula dalam setiap diri manusia
harus memperhatikan akan keseimbangan dalam segala kehidupan.
Foto
2 : sebuah bentuk sesaji Gusti yang disajikan diatas pasir parangtritis.
3.
Sang Hyang
Rincian
dalam penyajian sesaji Sang Hyang antara lain : kenanga 9, mawar merah 7, sedap
malam 7, kantil putih 3, kantil kuning 3, melati secukupnya dan air secukupnya.
Penyajian sesaji Sang Hyang ini
berbeda dengan macam-macam sesaji sekar jagad yang lain. Dalam sesaji ini
mengunakan wadah dalam berbentuk seperti bokor atau gendok” dengan maksud dan
makna bahwa dalam sesaji tersebut dalam sebuah wadah yang wengku semua
kehidupan. Sesaji tersebut ditujukan kepada Sang Hyang Jagad nata yang dalam
ajaran orang jawa dikenal dengan Nyai Bumi, Kaki Bumi, Nyai Alas, Kaki Alas,
Nyai Dhanyang, Kaki Dhanyang, Kumara Dhanyang. Sesaji ini adalah bentuk ucapan
terimakasih kepada Sang Hyang yang telah menjaga semua elemen di alam ini.
Gendok/bokor yang terbuat dari tanah melambangkan Nyai Bumi dan Kaki Bumi
selalu menjaga keseimbangan didunia. Wujud terimakasih kepada Tuhan yang
ditunjukan kedapa dewa dan dewi air yang selalu memberikan sumber kehidupan
bagi makhluk hidup. Mawar merah dan sedap malam yang berjumlah tujuh dengan
maksud meminta “pitulung, pituduh, piwulang”
untuk menetapi hidup didunia ini.
Foto 3 : sesaji Sang Hyang
4.
Leluhur
Kenanga
9, mawar merah 9, kantil putih 9
Sesaji leluhur yaitu ditunjikan
kepada para lelehur para penden yang selalu mendampingi kepada anak cucunya
menjalani hidup didunia. Sesaji ini biasanya disajikan setiap ada ritual di
punden atau makam para leluhur. Jumlah sembilan dari sesaji ini diharapkan bisa
menjadikan kasampurnaning ngaurip bagi mereka yang masih hidup. Para leluhur
juga diharapkan selalu mendoakan dan menuntun bagi anak cucunya agar selalu
mendapatkan keselamatan.
Foto 4 : sesaji leluhur
5.
Saksi
Mawar
merah dan mawar putih masing-masing 1.
Sesaji saksi mengandung arti bahwa
itu adalah saksi kita hidup dialam dunia. Mawar merah dapat diartikan sebagai
perempuan sedangkan mawar putih diartikan sebagai laki-laki. Mawar merah putih
dalam sesaji melambangkan bubur merah putih yang mengandung banyak makna
didalamnya. Putih dapat diartikan sebagai suci yaitu jiwa dalam diri manusia
dan merah diartikan sebagai semangat jiwa raga manusia.
6.
Kunci goib
Mawar
merah 1 dan melati secukupnya.
Sesaji kunci goib disini adalah
sebagai pembuka atau kunci kealam kasat mata atau alam goib yang sebagaimana
selalu hidup berdampingan dengan manusia. Seluruh penjuru dan elemen yang ada
dalam seluruh penjuru dunia ini tak lepas dari hal goib.
7.
Kinangan
Tembakau,
sirih, injet, gambir dan juga beserta rokok slobot
8.
Sandikala
Kenanga
17, mawar putih 2, mawar merah 25, sedap malam 7, kantil putih 3, kantil kuning
3.
Sesaji sandi kala dalam penyusunan
dan penyajian membutuhkan ketelitian dan persiapan yang lain dari sesaji yang
lain, karena dalam sesaji ini tergolong rumit dalam menyusun dan menyajikan.
Makna dalam sesaji ini pun juga sangat berbeda dengan sesaji-sesaji yang lain
karena mencakup dari semua sesaji sekar jagad tercakup dalam sandikala ini.
Namun dalam penyajianya sandikala tidak bisa disajikan sendiri dan harus ada
sesaji-sesaji yang lain tersebut diatas. Sedangkan sesaji yang lain boleh
dengan tidak menggunakan sesaji sandikala ini. Fungsi dari sesaji ini adalah
untuk mendaftarkan hajat atau penggayuh
agar diberi kemudahan, kelancaran dan dijauhkan dari sengkala, tertunjuk kepada
Tuhan dan seluruh alam yang mengku
jagad baik Sang Hyang / Dewa dan para punden.
9.
Leluhuring luhur
Terdiri
dari 2 gelas yang berisikan air didalamnya terdapat bunga kenanga masing-masing
7 dan 9, dan setiap gelas terdiri dari satu kantil putih dan kuning.
Sesaji ini merupakan sebuah sesaji
pelengkap namun juga sangat penting dalam penyajiannya. Dalam penyajianya
mengunakan gelas yang diisi dengan air yang didalamya terdapat sekar kenanga
masing-masing sembin dan tujuh dengan sepasang kanthil putih dan kuning
melambangkan sebagai akan selalu hidupnya para leluhur dialam sana. Jumlah yang
demikian mengandung arti bahwa para leluhur selalu memberikan petunjuk jalan
kepada anak cucunya sebagaimana mereka telah hidup didunia lebih duluan. Para
anak cucu kita wajib untuk mengenal para leluhur kita dalam pepatah jawa “lali
sumber mundak amber” siapa yang tidak tahu sumber akan diri celaka.
Seluruh
sesaji sekar jagad dapat juga dengan beberapa sesaji pelengkap seperti “kembang
macan kerah, kembang setaman, kembang telon, kembang liman, cok bakal “dan
lain-lain yang mendukung akan hajat, tujuan, makna dari sebuah persemabahan
sesaji. Pada dasarnya menyajikan sebuah persembahan sesaji diyakini dengan
sepenuh hati dengan tidak bertentangan dengan akidah agama. Penyajian sesaji
sekar jagad mampu mendisain seni ritual yang religius sehingga tanpa disadari
proses pagelaran ritual sesaji sekar jagad sendiri merupakan kolaborasi
mantra-mantra dan persembahan sebuah sesaji pada frekuwensi tertentu terjadilah
menejemen metafisika, itulah yang disebut mangejowantahnya Sang Hyang Adi
luhung.
Foto 5 : sesaji sekar
jagad dalam sebuah ritual jamasan gamelan.
terimakasih.. lebih lengkapnya seyogyanya kita bisa bertemu agar supaya tidak menimbulkan kesalahan dalam perjalanan spiritual kami.
ReplyDeleteMakasih briad
DeleteMakasih briad
DeleteRahayu, agar tidak terjadi kesalahpahaman, untuk keterangan lebih lanjut harap hubungi vie email saya : septianhadi@gmail.com
ReplyDelete