Friday, June 20, 2014

Jabang Tetuko, Lahirnya Legenda Gatotkaca

Jabang Tetuko, Lahirnya Legenda Gatotkaca
http://palingindonesia.com/wp-content/themes/palingindonesia/thumb.php?src=http://palingindonesia.com/wp-content/uploads/2011/10/IMG_1632.jpg&w=320&h=300&zc=1
Budaya Jawa kadung mashyur memiliki kekayaan dan keunikan tersendiri yang bisa disimak dari berbagai sisi yang tidak akan habis ditelusuri. Salah satu yang cukup menarik untuk diulas kali ini adalah sastra Jawa. Ribuan cerita dan kisah legenda di Sastra Jawa tidak hanya menarik untuk dibaca, namun juga kerap memiliki makna dan filosofi tertentu yang terkandung di dalamnya. Semisal kisah bertajuk jabang tetuko. Jabang Tetuko sejatinya merupakan kisah klasik pewayangan Jawa yang sangat legendaris yang menceritakan tentang lahirnya tokoh wayang bernama Gatotkaca. Gatotkaca adalah seorang tokoh dalam kisah Mahabharata yang dikenal sebagai putra Bimasena dari keluarga Pandawa.
Berawal dari kisah raja raksasa bernama Kala Pracona yang terpesona atas kecantikan Dewi Supraba dan berusaha untuk mempersuntingnya. Namun para Dewa tidak menyetujui keinginan tersebut dan Kala Pracona pun marah dan mengerahkan ribuan pasukan untuk menggempur kahyangan. Para dewa di kahyangan pun tak sanggup membendung kekuatan Kala Pracona dan terpaksa bertahan didalam kahyangan sambil mencari sosok pahlawan yang dapat mengalahkan Kala Pracona dan pasukannya.
Di sisi lain ada seorang bayi yang bernama Tetuko yang sedang mengalami nasib tragis dimana ari-arinya tidak dapat dipisahkan dari tubuhnya. Para dewa pun sepakat untuk membantu sang bayi dengan syarat Tetuko harus melawan Kala Pracona.Tetuko pun diceburkan kedalam kawah Candradimuka di Gunung Jamurdipa. Para dewa kemudian melemparkan berbagai jenis senjata pusaka ke dalam kawah tersebut. Beberapa saat kemudian Tetuko pun muncul dengan wujud laki-laki dewasa lengkap dengan segala jenis pusaka para dewa-dewa tersebut.
Ia pun dihadiahkan seperangkat pakaian pusaka yaitu Caping Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan Terompah Padakacarma. Sejak saat itu pula Tetuko berganti nama menjadi Gatotkaca. Dengan pakaian tersebut, Gatotkaca pun dapat terbang secepat kilat menuju kerajaan Trabelasuket dan mengalahkan Kalapracona. Jabang Tetuko merupakan kekayaan sastra budaya Jawa yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dahulu cerita ini dipentaskan secara sederhana. Namun saat ini seiring dengan perkembangan zaman, pementasan pun di pentaskan dengan cara yang lebih modern tanpa mengurangi nilai aslinya seperti dari tata musik, panggung, sound dan lain-lain.

Jabang Tetuko juga merupakan pementasan yang begitu terkenal bahkan hingga di mancanegara. Tidak heran, salah satu ragam kebudayaan Indonesia ini begitu dibanggakan dan dijaga kelestariannya. Jabang Tetuko juga merupakan contoh kreativitas budaya yang mumpuni agar bertahan dan tetap ada ditengah beragam arus moderenitas dan globalisasi yang ada.

No comments:

Post a Comment